Epidemiologi:
Data prevalensi RGE di Eropa berkisar 5-27%, sedangkan prevalensi keluhan adanya heartburn dan regurgitasi asam dilaporkan antara 42-45%. berbeda dengan Asia dimana dilaporkan prevalensi RGE dan komplikasinya relatif lebih rendah. Di indonesia belum ada data epidemiologi yang lengkap mengenai RGE.
Faktor resiko:
- Obesitas
- Hernia hiatal
- Hamil
- Merokok
- Mulut yang kering
- Asma
- Diabetes
- Pengosongan lambung yang lama
- Inflamasi esofagus
- Skleroderma
Gejala Klinis:
- Rasa terbakar di dada
- Nyeri dada
- Rasa mual dan muntah degna mulut masam ( regurgitasi)
- Susah menelan
- Suara serak
- Sensasi nyangkut di esofagus
Sebagai penyebab dari keluhan tersebut akibat gangguan motilitas di esofagus dan di lambung, akibat meningkatnya asam lambung. Gangguan motilitas di esofagus yang sering terjadi yaitu tonus sfingter esofagus bagian distal menurun. Sedangkan gangguan motilitas di lambung terutama berkurangnya peristaltik terutama di antrum dan di pilorus yang menurun sehingga waktu pengosongan lambung menurun.
Berkurangnya tonus sfingter esofagus bagian distal, maka peristaltik di kardia akan terganggu atau akan lambat membukanya, sehingga makanan atau minuman dirasa lambat turunnya, bahkan dapat menyebabkan timbulnya reflux
Patogenesis
terdapat 4 faktor untuk terjadinya reflux:
- Anti-Reflux Barrier: Sfingter esofagus bagian distal (SED/ LES) terbukti memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya RGE. tekana LES yang lebih kecil dai 6mmHg (LES hipotonik) hampir selalu disertai RGE. faktor yang mempengaruhi tekanan LES
- Isi lambung dan Pengosongannya: RGE lebih sering terjadi sewaktu habis makan dari pada keadaan puasa, karena isi lambung merupakan penetu terjadinya reflux. Lebih banyak isi lambung lebih sering terjadinya reflux, pengosongan lambung yang lamban akan menambah kemungkinan reflux.
- Daya perusak bahan reflux: Asam pepsin dan munkin juga asam empedu/lysolecithin yang ada dalam bahan reflux mempunyai daya perusak terhadap mukosa esofagus.
- Proses pembersihan esofagus: Bahan reflux dialirkan kembali ke ujung lambung oleh kontraksi peristaltik esofagus dan pengaruh gaya gravitasi. Proses pembersihan esofagus dari asam berlangsung selama 2 tahap. Mula-mula peristaltik esofagus primer yang timbul pada waktu menelan dengan cepat mengosongkan isi esofagus, kemudian air liur yang di bentuk sebanyak 0,5 ml/menit menetralkan asam yang masih tersisa
Diagnosis:
- Radiologi: diberikan kontras media barium, lalu diamati secara fluoroskopi jalanya barium dalam esofagus, perlu diperhatikan peristaltik terutama di bagian distal (SED/LES). bila di temukan reflux barium dari lambung kembali ke esofagus maka dapat dinyatakan adanya RGE.
- Endoskopi: Untuk menetukan ada tidaknya kelainan esofagus
- Pengukuran pH: pengukuran pH dari esofagus bagian bawah dapat memastikan adatidaknya RGE, pH di bawah 4 pada jarak 5 cm di atas sfingter bagian distal dianggap RGE.
- Tekanan esofagus ( manometrik): menggunakan alat yang mencatat secara terus menerus selama 24 jam pH intraesofagus dan tekanan manometrik esofagus.
- Tes gastro-esofageal scintigraphy: tes ini menggunalan bahan radio isotop untuk penilaian pengososngan esofagus dan sifatnya non invasif.
a. Konservatif
- Setelah makan jangan cepat berbaring
- Hindari mengangkat barang berat
- Hindari pakaian yang ketat, terutama daerah pinggang
- Penderita yang gemuk, perlu turunkan berat badan
- Tidur dengan lambung tidak terisi penuh
- Tempat tidur bagian kepala ditinggikan
- Hindari makan yang berlemak
- Hentikan minum kopi, rokok, alkohol, coklat, dan makanan yang mengandung remaph
- Jangan menggunakan obat yang menurunkan tekanan sfingter esofagus
- Obat Prokinetik: Obat prokinetik mempunyai sifat memperbaiki motilitas dan mempercepat peristaltik saluran makanan, dismaping meniggikan tekanan SED
- Betanechol: menigkatkan tonus SED dan kontraksi lambung
- metoclopramid: merupakan senyawa golongan benzamid, mekanisme keja di saluran cerna yaitu 1. potensiasi efek koinergik 2. efek langsung pada otot polos 3. penghambat dopamin
- domperidon: adalah derivat benzimidazol dan merupakan antagonis dopamin perifer yang merangsang motilitas saluran makan serta mempunyai khasiat anti muntah
- cisapride: derivat benzidamid dan tergolong obat baru yang mempunyai khasiat memperbaiki gangguan motilitas seluruh saluran makan, karena cisapride akan menigkatkan tonus SED, peristaltik esofagus, dan pengosongan esofagus. Di samping akan meningkatkan peristaltik antrum, memperbaiki koordinasi gastro-duodenum dan mempercepat pengosongan lambung.
3. Obat antasida: menghilangkan nyeri dan menetrlisir asam lambung
4. Proton pump inhibitor (PPI): menghambaat sekresi asam lambung dengan cara menghambat enzim adenosin trifosfatase hidrogen kalium dari sel parietal lambung ( omeprazol, lansoprazol)
c. Pembedahan
komplikasi:
- striktur: terjadinya penyempitan akibat proses fibrosis, terutama bila inflamasi mencapai lebih dalam dari lapisan mukosa
- Perdarahan: dapat terjadi bila ulserasi bersifat dalam sampai muskularis
- Barret's esofagus: dapat terjadi perubahan sel di saluran esofagus yang dapat menyebabkan terjadinya kanker
catatan: LES = Low Esophagus Sfingter
SED = Sfingter Esofagus Distal
TRLES = transient relaxation low esophagus sfingter
Closer to Success: Sukanto Tanoto
ReplyDelete’s Woodfibre LNG Receives Approval for EAC Application